💾 Archived View for gawuk.flounder.online › pulang.gmi captured on 2022-04-29 at 13:41:03. Gemini links have been rewritten to link to archived content

View Raw

More Information

⬅️ Previous capture (2022-04-28)

-=-=-=-=-=-=-

PULANG

Hujan deras di luar. Aku merapatkan jaketku. Udara dingin ini membuatku sedikit menggigil meskipun telah mengenakan jaket tebal. Kututup gorden jendela kamar Chika dan Tita, kedua putri mungilku. Mereka tampak tidur nyenyak setelah kudongengi dengan cerita anak-anak dari buku.. Di kamar sebelah, kakaknya Soni telah tidur sejak tadi.

“Sudah tidur?” suara Mas Andi mengagetkanku. Ia ternyata telah berdiri di belakangku. Aku menoleh. Suamiku itu memandangku dengan mesra. Ia suda menunggu saat ini sejak beberapa jam yang lalu. Saat anak-anak mulai tertidur. Aku tersenyum.

“Sudah...” jawabku dengan suara manja. Aku tahu apa yang dia mau. Hujan dan dingin seperti ini memang membangkitkan gairah untuk dapat memadu kasih. Apalagi mas Andi hanya pulang ke rumah sebulan sekali. Rasa rindunya untuk bercinta pasti tertumpuk ingin dipuaskan saat pulang dan melihat aku. istri terkasihnya.

“Lalu?” tanyanya nakal sambil mendekat padaku. Aku hanya diam namun tetap tersenyum. Suamiku itu lalu merengkuh tubuhku dan segera memagut bibirku dengan penuh gairah. Aku merangkul lehernya dan membalas pagutan-pagutan mesranya. Darahku mulai memanas, membuat rasa dingin yang tadi kurasakan hilang entah kemana.

Kami masih saling memagut dan mengecup kalau tidak terdengar suara keresek bunyi selimut Chika yang berganti posisi tidurnya. Segera kami tersadar masih berada dalam kamar anak-anak.

“Jangan disini...yuk ke kamar kita...” suara Mas Andi terdengar parau. Tampaknya ia tengah berusaha meredam gejolak birahinya sendiri. Aku yang mulai terbakar pun menurut saja saat tanganku digandengnya menuju ke kamar kami. Kamar yang tidak begitu luas namun sangat indah karena telah menjadi saksi selama bertahun-tahun akan desahan napas cinta kami saat berolah asmara.

Mas Andi segera menutup dan mengunci pintu kamar. Suara halilintar di luar dalam hujan yang deras seakan mewakili betapa membuncahnya gelora asmara kami yang tertahan selama sebulan lebih.

Aku pun membuka jaketku. Tubuhku telah memanas karena cumbuan suamiku di kamar Chika tadi. Mas Andi mendekat dan segera melepaskan kaos dan celananya. Oh.. ternyata ia sama sekali tidak mengenakan celana dalam. Jadi langsung kulihat kelakiannya yang berdiri tegak siap untuk digunakan bercinta.

“Ihh... mas...kok uda nggak pake CD?” tanyaku manja.

“Biar mudah ngelepasinnya...” jawab suamiku sambil sibuk membantuku melepaskan seluruh pakaianku. Tak lama kami berdua telah polos telanjang tanpa selembar benangpun.

“Intan...aku kangen banget sama kamu” bisik mas Andi sambil merengkuhku dalam pelukannya. Aku membalas pelukannya. Kami saling mengelus tubuh polos kami dengan mesra. Di tengah hujan deras di luar kami ingin melepas segala kerinduan kami sebagai suami istri.

“Aku juga kangen mas...” balasku sambil merasakan sensasi kelakian suamiku yang mendesak-desak bagian bawah tubuhku. Lalu suamiku mulai mencumbuiku, memagut bibirku, mengulumnya dan mengecupi seluruh wajahku. Perlahan ia juga menelusuri seluruh tubuhku, bagian dadaku, berhenti dan berputar-putar di puting payudaraku. Aku menjerit.

“Ahh,, Mas....Oh...”

“Intan.. Oh...sayangku...”, bisik suamiku di tengah erangan penuh gairahnya. Lalu ia mendorong tubuhku hingga menyentuh dinding. Diremasnya pahaku sebelum lalu diangkatnya kedua pahaku ke arah pinggulnya. Kini selangkanganku terbuka lebar. Dengan mudah suamiku melesakkan kelakiannya yang telah berdiri mengencang masuk ke dalam lorong selangkanganku.

Blessss....

Benda milik pribdi suamiku yang ukurannya besar itu pun melesak masuk ke dalam. Kami pun berteriak berbarengan.

“OOOOHHHHH.... AHHHHHHHH....”

Lalu pinggul suamiku bergoyang, maju dan mundur untuk merasakan sensasi gesekan-gesekan kulit pribadinya dengan kulit pribadiku. Aku memejamkan mataku sambil memegang dinding dengan kuat untuk dapat merasakan nikmatnya keperkasaan suamiku itu. Kerinduannya yang membuncah membuatnya sangat bergairah melepaskan tumpukan hasrat yang telah ditahannya begitu lama. Begitu pun aku yang setia menunggunya pulang untuk merasakan luapan cintanya. Kami sama sama bergairah, sama-sama menggelora dalam kerinduan dan cinta yang membuncah.

“Lagi...mass...teruss.. Ohhh....” Aku merintih memohon untuk dipuaskan.

“Ah,,, Ugh...Ohhh...” Suamiku mengerang-erang saat berjuang mendorong maju mundur kelakiannya yang menembus lorong rahasiaku. Dinding yang menyangga tubuh telanjangku seakan bergoyang ikut menekan bagian tubuh belakangku sehingga aku semakin kuat merasakan hentakan-hentakan kelakian suamiku yang terus menghunjam hingga jauh ke dalam.

“OOOHHHHH....”

CROOOTTTTTT.....

Kelakian suamiku pun tak lagi mampu menampung gelegak produksi cairan kehidupannya. Tumpah sudah semuanya hingga membasahi seluruh selangkanganku. Berbarengan dengan itu kewanitaanku berdenyut panjang...nikmat sekali rasanya.

“AAAAAAHHHHHHHH....” Aku menjerit panjang. Sesaat suamiku masih menghentakkan hunjaman terakhirnya di dalam. Pada saat tubuh kami mengejang, kejantanan suamiku itu menikmati denyutan-denyutan yang masih tersisa...

“Intaaannnn.. aku cinta kamuu...”, bisik suamiku sambil memagut bibirku. Sesuatu yang selalu dilakukannya sebagai ucapan terima kasih saat kami selesai bercinta. Hingga usia puluhan tahun perkawinan kami, ia tidak pernah lupa melakukan itu.

“Ohhh.. Masss....” Aku pun membalas kecupan-kecupan cintanya. Lalu perlahan ia menggendongku karena kedua tubuh kami masih saling menyatu, ia memindahkan tubuhku ke atas ranjang. Kelakian suamiku masih di dalam, sangat nyaman rasanya dibawa berjalan dengan selangkangan masih mengapit erat kejantanan suamiku itu.

Lalu kami melanjutkan lagi pagutan-pagutan mesra kami diatas ranjang. Suamiku tidak mau melepaskan kelakiannya dari kewanitaanku. Rupanya rasa rindunya belum tuntas. Kami pun melanjutkan menumpahkan gelora cinta kami di atas ranjang itu. Malam semakin larut, hujan semakin deras, Desah napas dan rintihan penuh birahi tumpah ruah di malam pelepasan rindu itu. Malam-malam yang selalu kurindukan saat suamiku pulang ke rumah...